MERPATI

PELATIHAN INTRODUCTION TO FRONT-END TINGKATKAN KOMPETENSI DIGITAL SISWA LOGISTIK SMKN 1 LURAGUNG

Thu, 02 Oct 2025 00:00:00 +0700

Era digital menuntut kompetensi digital yang tinggi di sektor logistik. Untuk menjembatani kesenjangan ini, program pengabdian masyarakat "Software Engineering: Introduction to Front-End" diadakan secara daring bagi 165 siswa Program Studi Logistik SMKN 1 Luragung. Program ini bertujuan membekali siswa dengan keterampilan dasar front-end (HTML, CSS, dan JavaScript) yang esensial untuk Industri 4.0 dan memperluas peluang karir mereka.
Metodologi program meliputi pre-test, sesi materi interaktif, tanya jawab, dan praktikum daring. Evaluasi dilakukan melalui post-test dan kuesioner umpan balik. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan. Pada pre-test, 35,15% peserta mendapat nilai 0, namun pada post-test, tidak ada lagi yang mendapat nilai 0. Mayoritas peserta menunjukkan kenaikan nilai yang substansial, dengan pergeseran ke rentang 60 dan 80, serta peningkatan jumlah peserta yang mencapai nilai 100.
Secara keseluruhan, 124 peserta mengalami peningkatan pemahaman. Hal ini membuktikan efektivitas program pelatihan daring dalam meningkatkan literasi digital dan keterampilan front-end siswa, sekaligus program ini berhasil membekali siswa dengan kompetensi teknis relevan dan menumbuhkan minat mereka pada teknologi informasi, mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dan peluang di masa depan industri logistik yang terdigitalisasi

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN HASIL USAHA DAN PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) PENJUALAN PADA UMKM TEH SEHAT GOYANG

Rini Tri Hastuti, Kerin Trivena, Jessica Savio, Selene Joane Ayu Susanto — Mon, 15 Sep 2025 00:00:00 +0700

Laporan Laba Rugi Dan Laporan BEP sangat penting untuk mengelola keuangan bisnis secara efektif. Laporan Laba Rugi membantu mengevaluasi kinerja keuangan karena bisa menjadi acuan terkait kondisi finansial usaha yang sedang dijalankan. Laporan laba rugi merupakan laporan yang menyajikan informasi pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi yang dihasilkan selama satu periode. Laporan BEP membantu menentukan titik impas dan memperkirakan profitabilitas bisnis. Perhitungan BEP sangat penting bagi usaha karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan dalam menentukan harga produk atau menentukan biaya produksi. Bagi UMKM perhitungan BEP membantu menentukan target penjualan minimal untuk mencapai titik impas. Namun seringkali pelaku UMKM sering mengalami kendala dala menyusun laporan laba rugi dan perhitungan BEP karena kurangnya pemahaman akuntansi. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi yang relevan menjadi salah satu penyebab kendala tersebut. Pada kegiatan PKM ini, kami mendapatkan Mitra usaha dalam bisnis makanan dan minuman. Permasalahan yang dihadapi mitra diantaranya penyusunan laporan hasil usaha yang belom sistematis serta perhitungan BEP belom dilakukan. Melalui kegiatan PKM ini, diberikan pelatihan dan sosialisasi yang berkaitan dengan kedua masalah tersebut. Kegiatan ini telah berlangsung dengan lancar dan disambut dengan antusias dari pihak mitra. Simulasi yang diberikan dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan laba rugi yag lebih sistematis dan akurat, demikian juga dengan memahami perhitungan BEP, maka target penjualan dan target laba dapat direncanakan dari awal bulan (periode laporan). Target luaran yang akan dicapai atas kegiatan pelatihan ini adalah: Luaran wajib berupa publikasi pada jurnal Serina, HKI, Modul

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI MASYARAKAT: PENDEKATAN PARTISIPATIF UNTUK KETAHANAN EKONOMI LOKAL

Benny Osta Nababan, Yesi Dewita Sari — Mon, 15 Sep 2025 00:00:00 +0700

Sumberdaya alam merupakan penopang kehidupan masyarakat, namun seringkali tidak memberikan manfaat untuk kehidupan masyarakat itu sendiri. Hal ini terjadi karena beberapa hal selain ketersediaannya sebagai bahan baku dari alam yaitu minat masyarakat mengusahakannya, ketersediaan tenaga kerja baik jumlah maupun kemampuan, dan peluang pasar untuk memasarkan hasilnya. Hal ini yang menyebabkan masyarakat terjebak akibat ketidakmampuan walaupun dikelilingi dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi ekonomi masyarakat di Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat, sebagai dasar perumusan strategi pengembangan ekonomi berbasis sumber daya lokal. Metode pengabdian melibatkan wawancara mendalam, observasi lapangan, dan penilaian potensi menggunakan skala Likert (1–4) untuk empat variabel utama: minat masyarakat, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja (termasuk keterlibatan perempuan dan keluarga), serta peluang pasar. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sektor unggulan Distrik Seget adalah pertanian hortikultura (sayur dan buah) serta pengolahan sumber daya lokal. Potensi rumput laut dan sagu juga memiliki nilai pengembangan menengah, sedangkan perikanan tangkap dan pemanfaatan buah mangrove memiliki skor terendah. Program penguatan kapasitas, akses modal, dan diversifikasi pasar diusulkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan ekonomi masyarakat.

PENINGKATAN LITERASI DIGITAL MELALUI PELATIHAN UI/UX BAGI SISWA/I DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

Nava Ginasta, Yohanes Casmadi, Iwan Setiawan — Thu, 02 Oct 2025 00:00:00 +0700

Perkembangan teknologi informasi menuntut literasi digital sebagai kompetensi yang tidak hanya sebatas menggunakan perangkat, tetapi juga merancang solusi digital yang berorientasi pengguna, mengutamakan kegunaan, aksesibilitas, dan etika. Program pengabdian ini menyasar siswa/i SMAN 24 Bandung untuk menjembatani kesenjangan antara konsumsi teknologi dan kemampuan perancangan melalui pelatihan UI/UX berbasis Figma. Metode yang digunakan adalah workshop aplikatif berbasis proyek: paparan konsep literasi digital dan prinsip UI/UX, praktik wireframing–mockup–prototyping kolaboratif, uji kegunaan sejawat, dan umpan balik terstruktur, dilengkapi pre–post test serta rubrik penilaian produk. Hasil menunjukkan mayoritas peserta mampu menghasilkan prototipe beralur lengkap dengan konsistensi visual dan navigasi yang lebih baik, serta peningkatan pemahaman terminologi dan kepercayaan diri dalam kolaborasi real‑time. Dampak pembelajaran tercermin pada dimensi literasi digital: pencarian dan pengelolaan informasi, kolaborasi, kreasi konten, dan pemecahan masalah desain dengan perhatian pada etika dan aksesibilitas. Program ini berkontribusi pada model pembelajaran berbasis proyek yang dapat direplikasi lintas kelas dan mendukung pengembangan portofolio siswa. Rekomendasi tindak lanjut meliputi siklus pelatihan aksesibilitas dan usability testing terstruktur agar kualitas keputusan desain dan keberlanjutan praktik reflektif kian meningkat.

Peningkatan Kompetensi Siswa dalam Industri Layanan Bisnis Tour dan Travel melalui Logistik Pariwisata di SMK Al Wafa Ciwidey

Mon, 15 Sep 2025 00:00:00 +0700

Sektor pariwisata berperan penting dalam perekonomian nasional, namun lulusan SMK pariwisata masih menghadapi masalah rendahnya daya serap industri dan keterbatasan keterampilan praktis. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi siswa jurusan Usaha Layanan Pariwisata (ULP) melalui pelatihan logistik pariwisata. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif-edukatif dengan tahapan analisis kebutuhan, penyusunan modul, pelatihan berbasis simulasi, role play, serta pendampingan mini-proyek. Evaluasi dilakukan melalui pre-test, post-test, refleksi, dan kuesioner. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman konsep logistik pariwisata, keterampilan menyusun paket wisata, kemampuan berperan sebagai tour guide, serta literasi digital melalui pembuatan konten promosi. Model pembelajaran Project-Based Learning (PBL) terbukti efektif menjembatani kesenjangan antara teori sekolah dengan kebutuhan industri. Kesimpulannya, program ini berhasil memperkuat kompetensi vokasi siswa SMK Al-Wafa Ciwidey dalam bidang logistik pariwisata dan digitalisasi layanan, sekaligus menjadi dasar untuk pengembangan topik lanjutan seperti eco-tourism, hospitality digital, dan kewirausahaan pariwisata.

IMPROVING WEB PROGRAMMING COMPETENCE THROUGH LARAVEL BOOTCAMP FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS

Mon, 15 Sep 2025 00:00:00 +0700

The rapid development of digital technology requires vocational high school graduates to master practical competencies that align with current industrial needs. However, initial observations at SMK Negeri 2 Cimahi revealed that students in the Software Engineering department were still dependent on procedural programming and had very limited exposure to modern frameworks such as Laravel. This competence gap resulted in low readiness to face professional challenges in web development. To address this issue, a community service program was implemented in the form of a Laravel bootcamp that applied a project-based learning approach. The program involved 40 students who were guided through structured activities including technical preparation, introduction to Laravel concepts, project development of a To-Do List application, and comprehensive evaluation. The evaluation results demonstrated clear improvement, with the average pre-test score of 46.25 increasing to 72.80 in the post-test. Further analysis of competency achievement showed that 85% of participants understood the MVC concept, 90% successfully implemented CRUD functions, 80% mastered authentication, 75% presented projects effectively, and 88% demonstrated strong teamwork. These outcomes confirm that project-based bootcamps can effectively bridge the gap between theory and practice, while strengthening technical competence and enriching teaching resources available for schools and higher education institutions.

FOSTERING PRODUCTIVE LEARNING HABITS THROUGH GUIDED INTERNET USE FOR STUDENTS OF SMP NEGERI 25 SURAKARTA

Agus Susanto, Dody Mulyanto, Sri Wulandari — Mon, 15 Sep 2025 00:00:00 +0700

This community service program addressed the need to improve high school students’ digital literacy and promote responsible internet use. Implemented by three lecturers and four undergraduate students from the D4 Media Production Study Program at Politeknik Indonusa Surakarta, the program involved 31 participants, slightly exceeding the target. The activities were structured in three stages: assessing baseline digital literacy and providing interactive learning on constructive internet use; guiding practical exercises in exploring and applying online resources for independent study; and facilitating reflection sessions to consolidate learning and plan follow-up actions. Pre- and post-assessments showed a substantial increase in comprehension, with high-level scores rising from 19.4% to 64.5%, and marked improvement in attitudes toward productive digital engagement. Observations indicated that students gained confidence in accessing reliable information, collaborating in group tasks, and incorporating digital tools into their learning routines. The results demonstrate that structured, participatory approaches effectively foster knowledge acquisition, positive behavioral changes, and self-directed learning, emphasizing the value of school-community collaboration in equipping adolescents with the skills to navigate digital environments responsibly.