Upaya Pengurangan Kecacatan Produk Pertanian di Agro Industri Berbasiskan Metode Dmaic (Studi Kasus PT Bimandiri Agro Sedaya)
DOI:
https://doi.org/10.46369/logistik.v11i1.1374Keywords:
DMAIC, DPMO, Six SigmaAbstract
Pertumbuhan Agrobisnis sangat berkembang khususnya di Indonesia hal ini disebabkan karena banyaknya perusahaan – perusahaan agrobisnis yang muncul mulai dari yang kecil hingga yang besar, mereka berlomba – lomba mendapatkan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk dari masing – masing perusahaan. Salah satunya adalah PT Bimandiri Agro Sedaya, perusahaan ini bergerak dibidang usaha pertanian. PT Bimandiri Agro Sedaya memasok kurang lebih 130 jenis komoditas sayuran, dari 130 jenis tersebut produk Jagung Kelobot, Brokoli, dan Bayam Hijau lebih banyak/sering dipesan oleh konsumen, akan tetapi banyak konsumen yang merasa kecewa karena tingginya jumlah produk sayuran yang cacat ,jika tidak dikendalikan akan mengurangi jumlah konsumen dan kerugian bagi perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan six sigma dalam mengurangi kecacatan produk sayuran di PT Bimandiri Agro Sedaya apakah masih dalam batas kendali serta upaya perbaikan pencegahan kecacatan produk sayuran di PT Bimandiri Agro Sedaya dengan menggunakan pendekatan Define, Measure, Analyze, Improve (DMAIC). Penelitian ini dilakukan karena adanya keluhan pelanggan terkait dengan kecacatan produk sayuran, metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, pengumplan data melalui observasi langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner.
Hasil dari penelitian ini adalah faktor penyebab kecacatan produk sayuran berasal dari faktor manusia, mesin produksi, metode kerja dan material/bahan baku. Adapun permasalahannya yaitu produk sayuran yang dikirim memiliki fisik yang tidak sempurna (ada luka) dan produk dikirim ke konsumen mengalami pembusukan. Kerusakan produk sayuran berada dalam batas kendali atau memiliki kapabilitas proses yang baik, nilai DPMO sebesar 30.136, 31 dan nilai sigma yang di dapat rata – rata sebesar 3, 39, untuk produk Bayam Hijau didapatkan level sigma yang paling rendah dibandingkan dengan produk sayuran lainnya yakni sebesar 3,29. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan produk sayuran yaitu memberikan pelatihan dan peningkatan keterampilan karyawan dalam mengolah produk sayuran, membuat SOP penyortiran produk sayuran, SOP penyimpanan sayuran, SOP perawatan dan pembersihan alat. Membuat tempat ruang penyimpanan khusus untuk produk sayuran karena produk mudah rusak dan busuk sebelum didistribusikan kepada konsumen.
References
Assauri, Sofyan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Ginting, Rosnani.2007. Production System. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Feigenbaum, A. V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Penerbit Erlangga. Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. PT Gramedia. Pustaka Utama.
Sukardi, Effendi U, Astuti DA. 2011. Aplikasi Six Sigma Pada Pengujian Kualitas Keripik Apel. Jurnal Teknologi Pertanian. 1(12): 1
Suci, Yurin Febria. dkk. 2017. “Penggunaan Metode Seven New Quality Tools dan Metode DMAIC Six Sigma pada Penerapan Pengendalian Kualitas Produk (Studi Kasus : Roti Durian Panglima Produksi PT Panglima Roqiiqu Group Samarinda)” Jurnal Eksponential. 8(1). 27 – 36
Ahmad, Fandi. 2019. “Six Sigma DMAIC Sebagai Metode Pengendalian Kualitas Produk Kursi pada UKM”. Jurnal Integrasi Sistem Industri. 6(1). 11 – 17
Vanani, Iwan dan Emilasari, Desy.2007. Aplikasi six Sigma pada produk clear file di Perusahaan Stationary.Jurnal Teknik Industri.Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra. (27-36)
Gaspersz, V. dan Fontana, A. (2011). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries, Waste Elimination and Continous Cost Reduction, Edisi Kedua. Bogor : Vinchristo Publication