ANALISIS PEMILIHAN KOMODITAS UNGGULAN TERHADAP KOMODITAS JAGUNG DAN KEDELAI UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI WILAYAH KABUPATEN ATAU KOTA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOCATION QUETIONT (LQ) DAN SHIFT SHARE ANALYSIS (SSA)

Authors

  • Darfial Guslan
  • Sannia Siti Rubbiah
  • Ekra Sanggala

Keywords:

Krisis Pangan, Ketahanan Pangan, Location Quotient, Shift Share Analysis

Abstract

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia. Kebutuhan pangan yang meningkat setiap tahunnya tidak diimbangi dengan penurunan jumlah luas lahan pertanian, mulai dari tahun 2016 sampai tahun 2018 luas lahan pertanian di Indonesia turun sebesar 1,09 Ha yang menyebabkan persediaan pangan di Indonesia juga mengalami penurunan. Penurunan tersebut apabila terjadi terus menerus dapat menyebabkan krisis pangan. Untuk mengatasi krisis pangan diperlukannya cara untuk mencapai ketahanan pangan dengan dipilihnya Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penelitian dan komoditas jagung dan kedelai sebagai pengganti pangan padi, dimana padi merupakan pangan utama masyarakat Indonesia. Tujuan Penelitian ini yakni untuk meningkatkan ketahanan pangan wilayah dengan mengetahui komoditas unggulan jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat.

Penelitian ini menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA). Data yang digunakan yakni data sekunder produksi komoditas jagung dan kedelai pada tahun 2015 sampai tahun 2017 di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat. Pada tahap penentuan sektor basis dan non basis menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan pada tahap perbandingan pertumbuhan keunggulan wilayah menggunakan metode Shift Share Analysis (SSA).

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil wilayah yang menghasilkan komoditas unggulan. Wilayah penghasil komoditas unggulan jagung di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang. Kabupaten Bandung memiliki nilai LQ sebesar 1,33 dengan nilai SSA yang positif sebesar 92585 dan wilayah penghasil komoditas unggulan kedelai di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Indramayu, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sukabumi. Kota Banjar memiliki nilai LQ sebesar 1,71 dengan nilai SSA yang positif sebesar 50,03373, Kabupaten Tasikmalaya memiliki nilai LQ sebesar 1,49 dengan nilai SSA yang positif sebesar 4254,074, Kota Tasikmalaya memiliki nilai LQ sebesar 1,32 dengan nilai SSA yang positif sebesar 270,2968, dan Kabupaten Garut memiliki nilai LQ sebesar 1,29 dengan nilai SSA yang positif sebesar 532,5148. Wilayah yang menghasilkan LQ>1 dengan SSA yang positif merupakan wilayah yang menghasilkan komoditas unggulan jagung dan kedelai dan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat untuk bersaing dibandingkan dengan wilayah lain.

Downloads

Published

2019-09-30

Issue

Section

Articles