MANAJEMEN PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN PERIODIC REVIEW DAN ADAPTIVE RESPONSE RATE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (STUDI KASUS : PT MERCK CHEMICALS AND LIFE SCIENCE)
Keywords:
Manajemen pengendalian persediaan, metode Periodic Review, metode Adaptive Response Rate Single Exponential SmoothingAbstract
PT Merck Chemicals and Life Science selalu menginginkan keberhasilan dalam proses bisnisnya di masa yang akan datang. PT MCLS sering mengalami kelebihan maupun kekurangan stok di setiap periode pemesanannya, jika hal ini terus terjadi dapat merugikan bagi perusahaan. Sehingga diperlukannya perencanaan dan pengendalian persediaan agar dapat meminimalisir terjadinya kelebihan atau kekurangan stok di gudang. Pengendalian persediaan menggunakan pendekatan metode periodic review yang memuat stok pengaman (safety stock) dan jumlah base-stock level setiap periodenya. Sehingga Dari hasil peramalan akan digunakan untuk menghitung base-stock level dengan menggunakan metode periodic review. Data peramalan penjualan yang digunakan yaitu dari bulan Januari sampai Desember 2019. Hasil peramalan untuk periode Januari 2020 adalah 24,05 dan hasil dari perhitungan safety stock sebesar 6,48. Dari hasil perhitungan peramalan penjualan dan safety stock selanjutnya akan menentukan jumlah base-stock level di periode Januari 2020 menggunakan metode periodic review yang hasilnya yaitu 24,05 + 6,48 = 31 packs. Sebelum melakukan pemesanan, diperhatikan juga stock on-hand atau persediaan yang masih tersisa di gudang di periode sebelumnya. Stock on-hand pada bulan Desember 2019 sebesar 3 packs. Sehingga jumlah pemesanan pada bulan Januari 2020 dapat dihitung dari selisih antara base-stock level dan stock on-hand yaitu 31 – 3 = 28 packs. Selain menggunakan peramalan penjualan yang saat ini dilakukan oleh PT MCLS perlu juga digunakan metode yang lainnya dan dalam mengatasi persediaan yang seringkali tidak mencukupi dapat dikendalikan dengan mengadakan persediaan pengaman (safety stock). Sedangkan untuk Jumlah ongkos total persediaan maksimum yaitu sebesar Rp 4.637.890, dengan adanya Re-order point perusahaan harus melakukan pemesanan kembali saat barang sudah mencapai 24,9 packs untuk mengantisipasi keterlambatan pengiriman barang.